Maret 01, 2009

Kualitas Seorang Guru

Hari yang menyedihkan... Ya.. apalagi kalo g ngeliat nilai UT. Kebetulan diwarnet tempatqw jadi salah satu tujuan dari para guru ini. hehehe..

Hm..Singkatnya cerita, aku pun membantu para guru tersebut..(Maklum aja.. beberapa dari guru2 diwilayahqw memang ada yang kurang memahami teknologi..hehe) dan apa yang ku lihat?? hahhaa..sama sekali tak kupikirkan sebelumnya,, berikut beberapa contoh nilai2 guru untuk semester terakhir (20082) yang qw dapatkan saat ikut2 membantu mereka..





atau yang ini...???







Bagaimana tanggapan pembaca semua setelah melihat ini..?? Sedikit tragis bukand..?? hahhhaha....
ya.. tapi memang kualitas para pendidik dinegri kita terbilang masih rendah. padahal Negri kita yang tercinta ini membutuhkan sosok2 yang berkualitas dalam mendidik siswa, apalagi untuk para pendidik Sekolah dasar,..

Terlepas dari semua itu., kita kembali pada sosok universitas terbuka indonesia (UT) itu sendiri. UT adalah Universitas Terbuka adalah perguruan tinggi negeri yang menerapkan sistem belajar jarak jauh dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan tinggi kepada mereka yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan tinggi tatap muka (konvensional). Universitas Terbuka atau biasa disingkat dengan sebutan UT diharapkan mampu menjangkau seluruh pelosok tanah air, tanpa membatasi usia, kondisi sosial ekonomi, dan waktu. Hal penting yang harus dimiliki mahasiswa UT adalah kemandirian dan motivasi untuk maju dan berkembang.

UT diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 41 Tahun 1984.UT telah memperoleh Sertifikat Kualitas dan Akreditasi Internasional dari Internasional Council for Open and Distance Education (ICDE) Standard Agency (ISA) tanggal 12 Agustus 2005.

Pada tanggal 14 Maret 2006, UT juga memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk bidang Layanan Bahan Ajar dari Badan Sertifikasi SAI Global.

UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, frekuensi mengikuti ujian, dan sebagainya. Batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat).

Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat dipelajari secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio, mengikuti tutorial, serta menggunakan sumber belajar lain seperti bahan belajar berbantuan komputer dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada Ketua Jurusan masing-masing.

Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efisien. Kemampuan belajar tergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efisien, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu, agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri.

Seperti halnya pendidikan tinggi lain, UT juga menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk menetapkan beban studi mahasiswa tiap semester. Satu semester adalah satuan waktu kegiatan belajar selama sekitar 16 minggu.

Untuk mencapai satu sks, mahasiswa diharapkan mempelajari materi pelajaran selama tiga jam per minggu. Khusus untuk UT, satu sks disetarakan dengan tiga modul bahan ajar, sedangkan untuk mempelajari satu modul dengan penguasaan 80% dibutuhkan waktu sekitar 15 jam/semester. Bila mahasiswa mengambil mata kuliah yang berbobot tiga sks, waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya adalah:

3 (sks) x 3 (modul) x 15 jam = 135 jam/semester atau 9 jam/minggu atau 1,5 jam/hari

Jadi bila Anda meregistrasikan 1 mata kuliah dengan bobot 3 sks, maka mahasiswa harus menyediakan waktu paling sedikit 1,5 jam/hari untuk mempelajari bahan ajar tersebut agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Kesulitan UT

Berdasarkan obrolan - obrolan penulis dengan para guru yang mengikuti kuliah terbuka ini, Mendapatkan nilai memang hal yang sulit bagi guru-guru ini. Soal-soal yang diberikan dalam ujian dinilai sangat sulit oleh mereka. walaupun mereka sudah bekerja sama mengerjakan ujian ini. (Hal itu diakui sendiri oleh mereka kepada penulis). dan juga hal lain yang mengganggu mereka adalah jawaban yang menggunakan LJK dan pensil 2B.


Lalu, sebenarnya kesalahannya terletak pada LJK ataukah memang kualitas dari para pendidik itu sendiri..???




0 Comment:

Posting Komentar